Category : Humor Umum
Nasib Pedagang Salak
Pada Era Kepemimpinan Orde Baru, Yang Di Kepalai Oleh E.S (Eyang Soeharto) sangatlah tidak berpihak terhadap rakyat kecil. Terutama pedagang buah pikul (pedagang keliling dengan membawanya dengan cara dipikul).
Riwayat ini di alami oleh pedagang buah salak dan pedagang buah durian, yang mana pada Era itu tak seorang pun rakyat yang boleh melintas di depan ISTANA KEPRESIDENAN. Suatu hari, bapak tua pedagang salak melintas di depan Pos jaga Kepresidenan untuk menjajakan dagangannya, padahal daerah itu ditetapkan sebagai Zona Merah. Baru saja pak tua itu hendak menawarkan dagangannya, tiba tiba petugas yang sedang berjaga menghentikan pedagang itu, dan langsung mengintrograsi serta menetapkan hukuman atas pelanggaran tersebut.
Petugas : Hai pak tua, kesini..! Apakah bapak tidak tau dengan peraturan yang telah ditetapkan di kawasan ini..!
Pedagang : Saya tau pak petugas, bahwa saya harus memberi 1kg buah dagangan saya kepada bapak sebagai upeti.
Petugas : Bodoh kamu ini pak tua...! Sekarang ini telah ditetapkan peraturan baru...! Bahwa siapa pun pedagang pikulan yang melintas dikawasan ini akan di hukum dengan ketentuan yang berlaku...!
Pedagang : Waduh pak tentara, saya kan tidak tau, jadi saya jangan dihukum. Saya takut dan mohon jangan dipenjara, saya kan cuma pedagang, bukan koruptor pemakan uang rakyat.
Petugas : Oh tenang saja pak tua, bapak tidak dipenjara dan hanya menjalani hukuman disini saja. Dan menghukumnya menggunakan 5 butir buah dari jenis buah yang didagangkan, apakah bapak bersedia.
Pedagang : Saya bersedia menjalani hukuman memakan semua salak dagangan saya, tapi tolong pak tentara ikut bantuin makan sampai habis ya pak tentara.
Petugas : Hai pak tua, hukumannya tidak untuk memakan buah salak sampai habis. Tapi menurut peraturan yang telah ditetapkan, setiap pedagang buah yang melintas di kawasan ISTANA PRESIDEN, akan mendapat hukuman dengan cara BUAH DAGANGAN ITU akan dimasukkan ke DUBUR atau ANUS sang pedagang.
Pedagang : Waduh pak tentara sadis amat, saya mohon pak tentara memilih buahnya yg paling kecil saja biar muat didubur saya, tapi awas ya pak, saya jangan di sotomi eh jangan disodomi ding.
Tanpa disuruh, ternyata pak tua pedagang salak itu sudah nungging dan celananya juga sudah di lepas pertanda siap menerima hukuman. Saat pertama kali petugas memasukkan salak ke anus pak tua, pak tua itu menjerit kesakitan karena salak yang dimasukkan bukan yang kecil tapi justru salak yang besar. Hingga salak yang ke tiga, pak tua menangis menjerit bahkan meratap minta ampun karena sakit dan darah pun menetes dari anusnya. Tapi giliran dimasukin salak ke lima atau terakhir, pak tua itu terpingkal pingkal menahan tawa. Hingga membuat petugas penghukum terheran heran dan bertanya ke pak tua. Petugas : Hai pak tua....! Kenapa kamu tertawa...! Padahal tadi kamu meratap mohon ampun, apakah bapak melecehkan saya...! Silahkan Klik & Telusuri Lebih Jauh
Pedagang : Huahahahaha...! Huahahahaha...! It.. it.. it.. itu pak tentara...! It.. it.. it.. itu ada pedagang DURIAN juga melintas dikawasan ISTANA KEPRESIDENAN...!!
Saya tertawa karena membayangkan hukuman yang akan dirasakan pedagang DURIAN itu...!
SALAK aja begini sakitnya, apa lagi dubur dimasuki buah DURIAN.
Huahahahahahaha...!
Kembali Ke Ruang Humor Umum
Kembali Ke Ruang Humor
Kembali Kehalaman Utama